BAGAIMANA FILSAFAT MEMANDANG ORANG YANG MENJADI ATHEIS KARENA MEMPELAJARI FILSAFAT

Oleh: Uray Andre Baharudin

Oke, kali ini saya akan sedikit membahas salah satu hal yang "mungkin" menjadi bahan pertanyaan serta perdebatan bagi sebagian orang-orang mengenai fenomena orang yang belajar filsafat akhirnya menjadi seorang "atheis" atau orang yang tidak mempercayai adanya konsep "ketuhanan".

Ini menarik khususnya bagi saya, dan saya akan menilainya secara "objektif" aja apakah hal tersebut benar adanya. Jika orang yang mempelajari filsafat akhirnya meniadi seorang atheis. 

Sebelum membahas mengenai hal tersebut, saya akan sedikit menguraikan mengenai filsafat itu sendiri. Filsafat merupakan bidang studi yang mempelajari tentang konsep-konsep abstrak yang melibatkan pikiran, pemikiran, dan penalaran. Fokus utama dari filsafat adalah mencari pemahaman mengenai kebenaran, kehidupan, dan dunia.

Seiring dengan itu, orang yang belajar filsafat seringkali merenungkan makna dari agama dan kepercayaan yang mereka anut. Tentu saja, hal ini membuat beberapa orang menjadi bertanya-tanya apakah mereka benar-benar percaya pada konsep ketuhanan atau tidak. 

Nah memang beberapa orang yang mempelajari filsafat, akhirnya memilih menjadi atheis atau tidak percaya pada konsep "ketuhanan". 

Saya akan mencoba menjawabnya dari sudut pandang filsafat berdasarkan epistemologi serta metafisika. Karena menurut saya, hal tersebut bisa menjawab fenomena orang-orang yang mempelajari filsafat akhirnya menjadi seorang atheis. 

Berdasarkan Perspektif Epistemologi 

Secara epistemologi, filsafat mempelajari tentang pengetahuan dan objektivitas. Ada tiga tahapan dalam pemahaman objektivitas, yaitu subjektivisme, relativisme, dan objektivisme. 

Bagi banyak orang yang belajar filsafat, tahap awal yaitu subjektivisme, di mana segala sesuatu hanya bisa dipahami melalui perspektif pribadi mereka, adalah tahapan yang kemudian menjadi bertentangan dengan prinsip-prinsip agama. Subjektivisme, sebuah pandangan bahwa tidak ada realitas objektif yang bisa ditemukan, menimbulkan keraguan akan konsep ketuhanan. 

Berdasarkan Perspektif Metafisika 

Dalam filsafat metafisika, pemikiran mengenai alam semesta dan makhluk hidup berkembang dengan cara yang mencakup wawasan melalui pengalaman sensual. 

Oleh karena itu, banyak orang yang belajar filsafat berpandangan bahwa Tuhan adalah suatu konstruksi metafisika yang diciptakan oleh manusia untuk menjelaskan dan mengisi kekosongan yang dirasakan. Namun, pandangan ini tentu saja tidak diterima oleh banyak agama. 

Kesimpulannya yang bisa saya tuliskan adalah, kedudukan atheisme dalam filsafat adalah sebagai suatu opsi atau pilihan dari individu tersebut yang diyakini berdasarkan pemahaman dan penalaran pribadi. Dalam filsafat, pemikiran dan pandangan setiap individu dipandang sebagai ekspresi dari kebebasan berpikir dan pengalaman pribadi. 

Itulah alasannya mengapa, ketika seseorang mempelajari filsafat dan mulai berpikir secara kritis, mereka dapat memutuskan untuk menjadi atheis. Dalam hal ini, filsafat memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk secara mandiri menjalankan kepercayaannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN JADIKAN KEMAJUAN SEBAGAI HAMBATAN DAN ANCAMAN!

MENJADI SEORANG ATHEIS DAN AGNOSTIK BUKANLAH AIB

MENCERDASKAN KEHIDUPAN POLITIK BANGSA INDONESIA